Ledakan Cikini disebabkan Biogas
26/08/10 bisnis.com JAKARTA: PT Pertamina (Persero) menegaskan peristiwa ledakan gas di dekat areal stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) No. 31.103.03 Jalan Cikini Raya Jakarta Pusat pada 24 Agustus disebabkan oleh biogas.
Manager Media PT Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan setelah dilakukan penyidikan dengan lingkungan kesehatan dan keselamatan kerja (LK3) Pertamina, ternyata tekanan berasal dari biogas akibat proses biologis di parit atau got. SPBU hanya terkena imbas dari ledakan yang berasal dari biogas
"Sepanjang Cikini [Jalan Cikini Raya] terjadi beberapa trotoar yang rusak]. [Gas] meletup melalui saluran got dan berakhir di SPBU karena [tekanan] lebih tinggi," jelasnya hari ini.
Kendati begitu, tidak ada kebocoran di SPBU dan stasiun itu sudah dioperasikan kembail tanggal 24 Agustus sore dengan perbaikan di tempat yang mengalami kerusakan.
Di sisi lain, Pertamina masih menunggu kajian lanjut dari Polisi dan diharapkan dapat ditemukan akar masalah untuk dapat diantipasi agar peristiwa serupa tak terjadi lagi pada kemudian hari.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) sebelumnya mendesak Pemprov DKI Jakarta meningkatkan pengawasan SPBU yang berlokasi di dekat permukiman dan perkantoran. Desakan itu menyusul peristiwa ledakan yang diduga akibat ledakan gas pipa bawah tanah di areal SPBU Pertamina. (Bisnis, 26 Agustus)
"Seharusnya SPBU berada jauh dari kawasan perkantoran dan permukiman penduduk. Kalau terpaksa dekat, harus ada persyaratan dan standar pengawasan yang ketat agar tidak menimbulkan korban," kata Direktur Eksekutif Walhi Jakarta Ubaidillah.
Menurut dia, Pemprov DKI wajib memberlakukan persyaratan ketat kepada pengusaha yang akan mengajukan izin usaha pendirian SPBU berlokasi berdekatan dengan permukiman dan perkantoran.
Sementara itu, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk juga membatah telah terjadi kebocoran gas maupun kerusakan pada jaringan pipa PGN yang terletak di seberang jalan dari lokasi terjadinya ledakan.
Jobi Triananda, Kepala SBU Wilayah I PGN, mengatakan berdasarkan hasil pengukuran di lapangan serta pengecekan di jaringan milik PGN maupun pelanggan, tidak ditemukan adanya kebocoran gas, kerusakan, ataupun sebab ledakan yang berasal dari jaringan PGN.
"Kami masih menyiagakan tim kami di lapangan untuk memantau perkembangan serta membantu kepolisian menemukan sebab terjadinya ledakan," ujarnya.
Lebih lauh dijelaskan jalur pipa polyethylene dengan tekanan rendah (0,06 bar) berada di seberang jalan dari lokasi terjadinya ledakan yang memasok pelanggan seperti rumah sakit, restoran, rumah tangga di wilayah Cikini dan Kramat Raya.(yn)
Manager Media PT Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan setelah dilakukan penyidikan dengan lingkungan kesehatan dan keselamatan kerja (LK3) Pertamina, ternyata tekanan berasal dari biogas akibat proses biologis di parit atau got. SPBU hanya terkena imbas dari ledakan yang berasal dari biogas
"Sepanjang Cikini [Jalan Cikini Raya] terjadi beberapa trotoar yang rusak]. [Gas] meletup melalui saluran got dan berakhir di SPBU karena [tekanan] lebih tinggi," jelasnya hari ini.
Kendati begitu, tidak ada kebocoran di SPBU dan stasiun itu sudah dioperasikan kembail tanggal 24 Agustus sore dengan perbaikan di tempat yang mengalami kerusakan.
Di sisi lain, Pertamina masih menunggu kajian lanjut dari Polisi dan diharapkan dapat ditemukan akar masalah untuk dapat diantipasi agar peristiwa serupa tak terjadi lagi pada kemudian hari.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) sebelumnya mendesak Pemprov DKI Jakarta meningkatkan pengawasan SPBU yang berlokasi di dekat permukiman dan perkantoran. Desakan itu menyusul peristiwa ledakan yang diduga akibat ledakan gas pipa bawah tanah di areal SPBU Pertamina. (Bisnis, 26 Agustus)
"Seharusnya SPBU berada jauh dari kawasan perkantoran dan permukiman penduduk. Kalau terpaksa dekat, harus ada persyaratan dan standar pengawasan yang ketat agar tidak menimbulkan korban," kata Direktur Eksekutif Walhi Jakarta Ubaidillah.
Menurut dia, Pemprov DKI wajib memberlakukan persyaratan ketat kepada pengusaha yang akan mengajukan izin usaha pendirian SPBU berlokasi berdekatan dengan permukiman dan perkantoran.
Sementara itu, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk juga membatah telah terjadi kebocoran gas maupun kerusakan pada jaringan pipa PGN yang terletak di seberang jalan dari lokasi terjadinya ledakan.
Jobi Triananda, Kepala SBU Wilayah I PGN, mengatakan berdasarkan hasil pengukuran di lapangan serta pengecekan di jaringan milik PGN maupun pelanggan, tidak ditemukan adanya kebocoran gas, kerusakan, ataupun sebab ledakan yang berasal dari jaringan PGN.
"Kami masih menyiagakan tim kami di lapangan untuk memantau perkembangan serta membantu kepolisian menemukan sebab terjadinya ledakan," ujarnya.
Lebih lauh dijelaskan jalur pipa polyethylene dengan tekanan rendah (0,06 bar) berada di seberang jalan dari lokasi terjadinya ledakan yang memasok pelanggan seperti rumah sakit, restoran, rumah tangga di wilayah Cikini dan Kramat Raya.(yn)
Sumber : bisnis.com
0 komentar:
Posting Komentar